Hilang Di
Puncak Sikunir
Bulan lalu, saya pergi ke dataran
tinggi dieng. Saya pergi ke sana bersama teman komunitas dari bralingmas
darbuka untuk melihat sunrise di puncak sikunir. Sikunir biasa disebut dengan
golden sunrise karena keindahannya. Banyak wisatawan mancanegara yang dating
untuk melihat sunrise di sikunir.
Perjalanan melelahkan menggunakan
sepeda motor kami tempuh selama 4 jam untuk sampai di tempat penginapan.
Sebelum melihat sunrise pada pagi hari, kami menyempatkan untuk melihat candi
Arjuna pada malam hari. Candi yang pada malam hari terlihat remang – remang
justru menambah keindahan. Ternyata di candi arjuna tidak hanya kami, ada
komunitas fotografi sedang memotret candi pada malam hari. Setelah merasa puas
dengan keindahan candi arjuna, kami memutuskan untuk beristirahat karena besok
pagi harus bergegas ke puncak sikunir untuk melihat matahari terbit.
Pukul 3 pagi saya bangun dan
bersiap siap untuk melakukan perjalanan ke puncak sikunir. Perjalanan dari
tempat kami beristirahat sekitar setengah jam. Persiapan telah selesai dan kami
mulai berjalan pukul 4.45 pagi. Udara dingin menemani kami selama perjalanan.
Suhu di tempat itu sekitar 5 derajat celcius.
Di tengah perjalanan salah satu
dari kami terpisah dari rombongan. Kami memutuskan untuk mencari terlebih
dahulu teman kami dan menunda untuk melihat matahari terbit. Kami semua
berpencar dan menentukan titik temu akhir. Ber jam jam kami mencari akan tetapi
tidak ada tanda tanda akan ditemukan. Waktu menunjukan pukul 7 pagi. Kami
memutuskan untuk meminta bantuan kepada warga sekitar.
Sesampainya di salah seorang rumah
warga, saya dan teman teman terkejut karena teman kami juga sudah berada disitu
dengan keadaan yang kotor dan lecet di beberapa bagian tubuh. Salah seorang
warga telah menemukan teman kami yang pingsan di semak semak. Kondisi saat ini
teman kami sudah cukup baik. Kami memutuskan untuk pulang dan membawa pulang
teman kami untuk di bawa ke puskesmas terdekat.